Haid dan Siklusnya

 HAID DAN SIKLUSNYA 

Siklus haid yaitu jarak antara hari pertama haid dengan hari pertama berikutnya.
Lama haid yaitu jarak dari pertama haid sampai perdarahan haid berhenti .
Haid dikatakan normal apabila didapatkan siklus haid tidak kurang dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, dan lama haid 3-7 hari dengan jumlah darah selama haid berlangsung tidak melebihi 80 ml. 
Haid normal merupakan hasil akhir suatu siklus ovulasi yang diawali dari pertumbuhan beberapa folikel antral pada awal siklus, diikuti ovulasi dari satu folikel dominan, yang terjadi pada pertengahan siklus. Ovulasi yang terjadi teratur setiap bulan akan menghasilkan siklus haid yang teratur pula, siklus ovulasi (ovulation cycle), sedangkan siklus anovulasi adalah siklus haid tanpa ovulasi sebelumnya.
Selama masa reproduksi secara umum, siklus haid teratur dan tidak banyak mengalami perubahan. Variasi panjang siklus semakin bertambah usia semakin menyempit, semakin mengecil variasi panjang siklusnya, dan rerata panjang siklus pada usia 40-42 tahun mempunyai rentang variasi paling sedikit. Pada kurun waktu 8-10 tahun sebelum menopause, didapatkan variasi panjang siklus haid yang semakin melebar, dan semakin banyak variasinya. Pada perempuan dengan indeks masa tubuhnya yang terlalu tinggi (gemuk) atau terlalu rendah (kurus) , rata-rata panjang siklusnya meningkat.

ASPEK ENDOKRIN DALAM SIKLUS MENSTRUASI

Haid merupakan hasil kerjasama yang sangat rapi dan baku dari sumbu Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium (sumbu H-H-O). Pada awal siklus sekresi gonadotropin (FSH,LH) meningkat perlahan, dengan sekresi Follicle stimulating hormone (FSH) lebih dominan dibanding luteinizing hormone (LH). Sekresi gonadotropin yang meningkat memicu beberapa perubahan di ovarium. Pada awal siklus didapatkan beberapa folikel kecil, folikel pada tahap antral yang sedang tumbuh. Pada folikel didapatkan dua macam sel yaitu sel teka dan sel granulosa yang melingkari sel telur, oosit.
Pada awal siklus (awal fase folikuler) reseptor LH hanya dijumpai pada sel teka, sedangkan reseptor FSH hanya ada pada sel granulosa. LH memicu sel teka untuk menghasilkan hormon androgen, selanjutnya hormon androgen memasuki sel granulosa. FSH dengan bantuan enzim aromatase mengubah androgen menjadi esterogen (estradiol) di sel granulosa. Stimulus FSH tersebut menyebabkan pertumbuhan beberapa folikel antral menjadi lebih besar, dan sekresi esterogen terus meningkat. pada hari ke 5-7 siklus kadar esterogen dan inhibin B sudah cukup tinggi, secara bersama keduanya menekan sekresi FSH, tetapi tidak sekresi LH. Sekresi FSH yang menurun mengakibatkan hanya satu folikel yang paling siap, dengan penampang paling besar dan mempunyai sel granulosa paling banyak, tetap terus tumbuh (folikel dominan). Folikel dominan akan terus membesar dan menyebabkan kadar esterogen terus meningkat. Pada sekitar hari ke 12, esterogen yang meningkat akan bertahan 50 jam, dan akan memacu sekresi LH, sehingga akan terjadi lonjakan LH. Sekitar 36-48 jam dari awal lonjakan LH, oosit keluar dari folikel yang dikenal sebagai ovulasi. 

PERUBAHAN HISTOLOGIK ENDOMETRIUM

Endometrium menurut tebalnya dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu lapisan non fungsional atau lapisan basalis, lapisan yang menempel pada otot uterus (miometrium), disebut nonfungsional karena tidak banyak berubah selama siklus haid, tidak memberi respon terhadap stimulus steroid seks. Lapisan yang fungsional yang memberi respon terhadap stimulus streroid seks dan terlepaspada saat haid. Pada fase luteal ovarium, sekresi esterogen dan progesteron yang menurun tajam mengakibatkan lapisan fungsional terlepas saat haid dan menyisakan lapisan nonfungsional (basalis) dengan sedikit lapisan fungsionalis. Selama satu siklus haid pertumbuhan endometrum melalui beberapa fase :
- Fase Poliferasi
- Fase Sekresi
- Fase Implantasi
- Fase Deskuamasi

Komentar