Menopause dan Andropause

Patofisiologi Menopaues

Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. Fertilitas wanita dan laki-laki pada usia 20-24 tahun adalah 100%. Pada usia 35-39 tahun, fertilitas wanita menurun menjadi 60%, sedangkan laki-laki masih tetap tinggi, yaitu 95%. Pada usia 45-49 tahun fertilitas wanita tinggal 5% saja, sedangkan laki-laki mencapai 80%.
Menopause yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Disebut pascamenopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Senium adalah pascamenopause lanjut, yaitu setelah usia 65tahun. Bila ovarium tidak berfungsi lagi pada umur <40 tahun disebut klimakterum prekok.

Fase Klimakterik

Pramenopause
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorhea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom prahaid atau sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar FSH juga tinggi, tetapi juga kadang ditemukan kadar FSH yang normal. Akibat kadar FSH yang tinggi, dapat merangsang ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang-kadang dijumpai esterogen yang sangat tinggi.

Perimenopause

Merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Sebanyak 40% wanita siklus haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteronnya tetap rendah. Kadar FSH, LH, dan esterogen dangat bervariasi. Pada umumnya wanita telah mengalami berbagai jenis keluhan klimakterik

Menopause

Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi esterogen juga berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena itu menopause dapat disebut haid terakhir  yang alami, dan hal ini tidak terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal pada fase perimonopause.

Pascamenopause

Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada diantara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat. Peningkatan gonadotrpin ini disebabkan oleh terhentinya produksi Inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup. Pada usia reproduksi, folikel memproduksi Inhibin dalam jumlah yang cuukup dan Inhibin inilah yang menekan sekresi FSH, bukan sekresi LH. Akibat rendahnya estradiol, endometrium menjdai atropik dan tidak mungkin muncul haid lagi. Estradiol yang tinggi menimbulkan proliferasi pada endometrium dan mengakibatkan terjadinya perdarahan pada uterus.

Klimakteruum Prekok

Klimakterium prekok yaitu terjadinya menopause <40 tahun. Kadar FSH berada >40 mIU/ml dan kadar estradiol berada <30 pg/ml. Bila dijumpai  kadar FSh <40 mIU/ml, kemungkinan masih tersedia folikel dalam jumlah tertentu. Dalam keadaan seperti ini masih mungkin terjadi konsepsi pada 10-15% wanita.
Pada sebagian kecil wanita, pengangkatan kedua ovarium karena alasan tertentu, penyinaran terhadap kedua ovarium, serta akibat efek samping dari kemoterapi, dapat juga menyebabkan klimakterium prekok. Penggunaan obat-obat diet yang bekerja sentral dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin. Kadar hormon prolaktin yang berlebihan dapat menekan sekresi FSH dan LH sehingga folikel tidak dapat tumbuh dengan sendirinya pula akan terjadi mati haid.

Komentar